Tuesday, 31 July 2018

Dari India hingga mengelilingi Indonesia

    Api obor Asian Games ke-18 akan diambil dari Stadion Nasional Dhyan Chand, India pada 17 Juli. India adalah tuan rumah Asian Games pertama pada 1951. Di sana api obor akan dihasilkan dari cermin parabola yang diarahkan langsung ke matahari. Obor Asian Games akan tiba di Mrapen,  Jawa Tengah pada 18 Juli.  di candi Prambanan, akan ada penggabungan api obor dengan api abadi di Mrapen.

    Obor selanjutnya akan mengelilingi Indonesia . Obor itu mulai mengelilingi Indonesia, mulai dari Yogyakarta pada 19 Juli menuju Stadion Sriwedari , tempat bersejarah bagi olah raga Indonesia. Di situ pertama kalinya PON di gelar. Setelah itu di bawa ke Blitar 20 Juli, untuk kemudian di bawa ke makam Presiden Soekarno dan dilanjutkan ke Malang lewat Kepanjen. Obor dibawa ke Gunung Bromo 21 Juli dan ke Banyuwangi 21-23 Juli. Sampai di sanai, obor dibawa ke Kawah Ijen dan pantai Boom. Lepas dari pantai Boom, obor akan dibawa pada 23-24 Juli ke Bali, tepatnya berkeliling gilimanuk, Kuta, dan Tanah Lot. 24 Juli obor kemudian menuju Mataram, NTB melalui udara.

    Obor lalu diterbangkan ke Raja Ampa  untuk dibawa menyelam dan berlayar dengan kawalan kapal-kapal perang suku Papua , sebelum akhirnya di arak keliling kota Sorong. Setelah itu dibawa ke Makassar melalui jalur darat menuju Tanjung Bira. Pada 30-31 Juli, obor dibawa ke Banjarmasin untuk dipamerkan kepada masyarakat. Obor dibawa ke Aceh pada 31 Juli - 1 Agustus untuk di arak keliling kota sebelum menuju Danau Toba dan menuju pantai Bul-Bul. Obor juga akan di bawak ke Pekanbaru, Bukit Tinggi dan Jambi pada 1-3 Agutus.Obor juga akan dibawa ke Palembang dengan tujuan Jakabaring dan dibawa ke Pulau Kamaro melewati jembatan Ampera sebelum menuju Bandar Lampung.

    Dari Bandar Lampung obor langsung dibawa menyebrang ke pelabuhan Merak, Banten 9-10 Agustus. Dilanjutkan ke kota Purwakarta, dan Bandung. Pada 12-13 Agustus, api menuju Garut, Cianjur dan diinapkan di Istana Cipanas. Pada 17 Agustus, obor dibawa ke Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu untuk ikut upacara bendera . Sore harinya, obor dibawa ke Istana Negara dan pada saat upacara penurunan bendara. Di sini akan ada prosesi serah terima obor dari Presiden ke Ketua Inasgoc. Pada 18 Agustus, obor yang berada di Balai Kota Jakarta akan di bawa oleh torch barrier bersama 2018 pelari lainnya menuju GBK. Lalu api akan dinyalakan dua torch ambassador pada saat upacara pembukaan Asian Games 2018.

Thursday, 26 July 2018

Story of Ahmad Soebardjo in English

Halo teman teman , balik lagi dengan saya . Kali ini saya ingin membahas salah satu pahlawan kita yaitu Ahmad Soebardjo

Raden Ahmad Soebardjo Djojoadisoerjo or we know with name ahmad soebardjo was born in Teluk Jambe, Karawang Regency, West Java, on 23 March 1896. Ahmad soebardjo was a diplomat, one of Indonesia’s founding fathers, and an Indonesian national hero. He was the first Foreign Minister of Indonesia .In 1933, he received the degree Meester in de Rechten from Leiden University, Netherlands.

He studied at Hogere Burger School, Jakarta in 1917. He continued to Leiden University, Netherlands and obtained the degree Meester in de Rechten title in the field of law in 1933. he one of Jong Java and the Perhimpoenan Indonesia. In February 1927, Soebardjo represented Indonesia at the conferences in Germany. At the founding congress in Brussels, Soebardjo is nationalist leaders from Asia and Africa . he became a member of the Investigating Committee for Preparatory Work for Independence (BPUPKI). On 19 August 1945, Sukarno appointed Soebardjo as the Minister of Foreign Affairs of the Presidential Cabinet, Indonesia’s first cabinet for 4 months and immediately started the first Foreign Ministry office . Subardjo served as Minister of Foreign Affairs once again from 1951 to 1952 in Sukiman’s Cabinet. In addition, he also became the Ambassador of the Republic of Indonesia to Switzerland from 1957 to 1961

Soebardjo died at the age of 82 at Pertamina Hospital, Kebayoran Baru, from influenza complications. He was buried at his vacation home in Cipayung, Bogor. In 2009 the government honoured him as a National Hero.

Demikianlah kisah pahlawan kita yang sangat heroik ini , mohon maaf jika bahasa inggris saya masih agak kacau , terimakasih

Alasan Masuk SMAN 68 JAKARTA

Halo teman teman , ini blog pertama saya

Perkenalkan nama saya Muhamad Yudi Maulana , biasa dipanggil Yudi . Saya dari SMPN 216 Jakarta dan SDN Kenari 01 PG .

Alasan saya masuk SMAN 68 , yang pertama karena emang sekolahnya terkenal favorit di wilayah Jakarta Pusat , dekat dengan rumah , dan juga bersebelahan dengan SMP saya sebelumnya . Peluang untuk masuk PTN yang saya inginkan juga besar di sekolah ini , dan saya dari SD emang berencana ingin masuk ke smp 216 dan sma 68 alhamdulillah tercapai .

Oleh karena alasan itulah saya memilih SMA 68 , saya harap masa masa saya disini akan menyenangkan dan bisa masuk PTN yang saya inginkan .

Terima kasih